PERSEPSI MASYARAKAT TRADISIONAL PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG TERHADAP TANAMAN MIMBA (Azadirachta indica Juss)

Main Article Content

Faizah Shodirun
Ari Hayati
Hasan Zayadi

Abstract

Plant of neem (Azadirachta indica Juss) is one kind of plant that is quite known by the people of Indonesia. Neem is a multipurpose plant, among other things wood for building materials and home furnishings, ornamental plants, fodder or protective curbs and soil conservation. Ethnobotany is the science of botany that studies on the use of herbs in everyday use and indigenous tribes. This study aims to determine the public perception Mandangin in utilizing plants Neem in the area of traditional societies Mandangin. Research method use descriptive method (qualitative) by jumping directly to the field or community Mandangin for data retrieval. Qualitative research aims to obtain a full picture about something humanly studied. The results showed in the community based on community respondents who once planted a neem plant in the neighborhood of 5% the percentage obtained frequently and tend intensive, 13.3% often, 35% rarely and 46% never and based on interviews with respondents note that the use of plants that used as medicine by people Mandangin done in two categories, namely as a drug outside and inside. Regarding how the use of plants as medicines classified into threes, namely: Boiled drinking water with a percentage of 65%; pounded, affixed with a percentage of 23%; warmed, affixed with a percentage of 12%.

Tanaman mimba (Azadirachta indica  juss) merupakan salah satu jenis tanaman yang cukup di kenal oleh masyarakat Indonesia. Mimba merupakan tanaman serbaguna, anatara lain kayunya untuk bahan bangunan dan perabot  rumah  tangga sebagai tanaman hias, pakan ternak atau pelindung di tepi jalan dan untuk konservasi tanah. Etnobotani merupakan ilmu botani yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui persepsi masyarakat Mandangin dalam memanfaatkan tanaman mimba (Azadirachta Juss) pada daerah masyarakat tradisional Mandangin Metode penelitian ini menggunakan Metode deskriptif (kualitatif) dengan cara terjun langsung ke lapangan atau masyarakat Mandangin untuk pengambilan data. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia  yang  diteliti. Hasil penelitian menunjukkan pada masyarakat berdasar responden masyarakat yang pernah menanam tanaman mimba di lingkungan didapatkan presentase 5% sering dan cenderung intensif, 13,3% Sering, 35% Jarang dan 46% tidak pernah dan berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa dalam pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat Mandangin dilakukan dengan dua kategori yaitu sebagai obat luar dan dalam. terkait cara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat digolongkan menjadi tiga, yaitu: Direbus, dimimun airnya dengan presentase 65%;ditumbuk, ditempelkan dengan presentase 23%; dihangatkan, ditempelkan dengan presentase 12%.

Article Details

How to Cite
ShodirunF., HayatiA., & ZayadiH. (2016). PERSEPSI MASYARAKAT TRADISIONAL PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG TERHADAP TANAMAN MIMBA (Azadirachta indica Juss). Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 2(1). https://doi.org/10.33474/e-jbst.v2i1.69
Section
Article (Makalah)
Author Biography

Faizah Shodirun, Biologi FMIA Universitas Islam Malang

untuk perseratan yudisium FMPA Universitas Islam Malang

References

[1]. Rifa’I, M.A. dan Waluyo, E.B. 1992.Etnobotani Pengembangan Tetumbuhan Pewarna
Indonesia: Ulasan Suatu Pengamatan di Madura. Dalam: Nasution, E.R., Waluyo, E.B, Roemantyo, H. Dan Wardoyo, S.S. Prosiding Seminar dan lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarau-Bogor, 19-20 Pebruari 1992.

[2] Rukmana, R dan Y. 2002 Y. Oesman. Mimba Tanaman Penghasil Pestisida Alami. Kanisius
Yogyakarta

[3] Prananingrum, 2007.Etnobotani Tumbuhan Obat Tradisional di Kabupaten Malang Bagian
Timur. Skripsi tidak diterbitkan . Malang: Jurusan Biologi, Fakultas Sainsdan Teknoloi-UIN Malang.

[4] Faizah, 2016. Inventarisasi Tanaman Mimba (Azadirachta Indicaa. Juss) Di Pulau
Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang, PKL. Malang:
Jurusan Biologi-FakultasMIPA-Unisma.

[5] Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M. T. (2006). Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: UI Press. Hal. 81; 109 – 122.

[6] Campbell NA, Reece, Mitchell.2004. Biology Concept and Connection. Ed.5. San
Fransisco: Benjamin Cummings

[7] Ajizah, A. 2004 .Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak
Daun Psidium Guajava L. Jurnal Bioscientiae. Volume 1. Nomor1.
Halaman 36

[8] Romaidi. 2006. Pengelolaan Tumbuhan Untuk Bahan Jamu Di Kabupaten Pamekasan-Madura
Secara Berkelanjutan. TesisTidak Diterbitkan. Bandung: Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati.

[9] Martin ,G,J. 2004. etnobotani : A’ people and plant’ Conservasion Manual. Chapman and Hall,
London

[10] Bodeker, G. 2000. Indigenous Medical Kwoledge The Law and Politics of Protection: oxford
Intelectual Property Research Cente Seminar in St. Peter’s College, 24th January 2000. Oxford