Etnobotani dan Persentase Frekuensi Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida) di Pekarangan Desa Jombok Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Ethnobotany and frequency percentage of Suruhan plants (Peperomia pellucida) in the Jombok village yard, Ngantang District, Malang Regency

Main Article Content

Rita Purwanti
Ari Hayati
Hasan Zayadi

Abstract

Plants of Suruhan (Peperomia pellucida) is one of the wild plants that usually grow in moist and population in places. It can be used as antibacterial, anti-inflammatory, and analgesic. People of Jombok Village are still not much aware of the benefits of this plant. The purpose of this research is to know the percentage of frequency and community perception of Jombok Village regarding the utilization of the plant. The methods used in this study are qualitative and quantitative descriptive methods through observation, interviews, questionnaires, and documentation. The results of this research show that the percentage of Suruhan plants based on their habitat with the highest percentage is in the house fence that there is no ditch about 45% and the lowest is in the pot about 11.67%. Meanwhile, the percentage of Suruhan plant is based on each hamlet, a Bulurejo hamlet with the highest percentage around 26% and the lowest in Kasin  around 11%. The public perception of the plant's knowledge is about 58.34% which knows and about 41.66% who do not know. The knowledge of people who know the benefits of the plant is 48.54% and who do not know that is 51.46%. The Use Value test result is the use of plant parts, the most widely used are the leaves and stems with a percentage of each – approximately 28%, the plant is least used by the roots and flowers of each – Approximately 22%. Second is the utilization of plant of plants as medicine and health drink is the highest percentage of uric acid of 38.23%, muscle aches 23.52%, cholesterol-lowering 11.67%, aches, 8.82%, health drinks 8.82%, heat in 5.88%, and a fever of 2.94%


Keywords: Peperomia pellucida, ethnobotany, and knowledge society


ABSTRAK

Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida) merupakan salah satu tumbuhan liar yang biasanya tumbuh di tempat-tempat lembab dan bergerombol. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan analgesik. Masyarakat Desa Jombok masih belum banyak yang mengetahui manfaat dari tumbuhan ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persentase frekuensi dan persepsi masyarakat Desa Jombok mengenai pemanfaatan tumbuhan suruhan. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase frekuensi tumbuhan Suruhan berdasarkan habitatnya dengan persentase tertinggi yaitu di pagar rumah yang tidak ada selokan sekitar 45% dan terendah yaitu di dalam pot sekitar 11,67%. Sedangkan persentase masing – masing dusun, dusun dengan persentase tertinggi yaitu Bulurejo sekitar 26% dan  terendah di Kasin sekitar 11%. Adapun persepsi masyarakat terhadap pengetahuan tumbuhan suruhan yaitu sekitar 58,34% yang mengetahui dan 41,66% tidak mengetahui. Pengetahuan masyarakat yang mengetahui manfaat tumbuhan suruhan yaitu 48,54% dan tidak mengetahui 51,46%. Adapun hasil uji Use Value yang pertama yaitu pemanfaatan bagian tumbuhan, yang paling banyak digunakan yaitu daun dan batang dengan persentase masing – masing sekitar 28%, bagian tumbuhan suruhan paling sedikit digunakan adalah akar dan bunga yaitu masing – masing sekitar 22%. Kedua yaitu pemanfaatan tumbuhan suruhan sebagai obat dan minuman kesehatan yaitu persentase tertinggi asam urat sebesar 38,23%, nyeri otot 23,52%, penurun kolesterol 11,67%, pegal-pegal 8,82%, minuman kesehatan 8,82%, panas dalam 5,88%, dan demam 2,94%.


Kata kunci: Peperomia pellucida, Etnobotani, dan Pengetahuan Masyarakat.

Article Details

How to Cite
PurwantiR., HayatiA., & ZayadiH. (2021). Etnobotani dan Persentase Frekuensi Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida) di Pekarangan Desa Jombok Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 6(2), 13-18. https://doi.org/10.33474/e-jbst.v6i2.285
Section
Article (Makalah)

References

[1] Djauhariya, E dan Hernani. 2004. Gulma berkhasiat obat. Penebar Swadaya. Jakarta.
[2] Hayati, A., Arumingtyas, E.L., Indriyani, S. and Hakim, L. 2016. Local Knowladge of Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) in East Java, Indonesia. International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research, 7 (4) : 210 – 215.
[3] Cao, J. H. 2011. Philipine Medicinal Plant : Pansit-pansitan. Manila Medical Society. Manila.
[4] Sofwan, M. 2008. Eksplorasi Etnobotani Terhadap Tumbuhan Hutan yang berkhasiat Sebagai Obat Di Daerah Aliran Sungai Sekayam Kabupaten Sanggau. Kerjasama Untan Dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak.
[5] Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
[6] Sio, S. O., Cortes-Maramba, Nelia P. & Isidro C. 2001. Antihyperuricemic Effect of The Freeze-dried Aqueous Extract of Peperomia pellucida L. (HBK) (Ulasimang bato) in Rats. Acta Medica Philippina 2001, 37 : 12 – 21.
[7] Seikh and Hasib. 2013. Hypoglikemic, Anti-inflamatory and Analgesik Activity. Of Peperomia pellucida L. (HBK) (Piperaceae). International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 4 (1) : 458 – 463.
[8] Arikunto, S dan Suharsimi 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.