Studi Osifikasi Anggota Tubuh Embrio Ayam Buras dengan Pewarnaan Alizarin Red Study of a Embryonic Organ Member of the Buras Chicken with Pigmentation Alizarin Red

Main Article Content

Fatimatuz Zahrotul Husna
Hari Santoso
http://orcid.org/0000-0002-3545-9482
Ratna Djuniwati Lisminingsih

Abstract

Free-range chicken is a germplasm whose existence needs to be preserved. The quality of the skeleton (skeleton) in livestock is one of the important factors in determining the quality of livestock chickens, to know the ossification of the wing and leg chicken embryo in the stained area of ​​the bone marked with a change of color to dark red. The results of the observation showed that in the part of 9-days-old embryo wing, the bone that had calcified is carpometacarpo, ulna, radius and humerus at the 13-days-old embryo, in the 2nd digiti, carpometacarpo, pollex, ulna, radius and humerus. At the 17-days-old, 1st digiti, 2nd digiti, carpometacarpo, pollex, ulna, radius and humerus. At the chickens aged 1-day-old 1st digiti, 2nd digiti, 3rd digiti, carpometacarpo, pollex, radius, ulna and humerus. And in the part of the 9-days-old leg embryo found calcified bones were femur bone, tibia and tarsometatarso, at the age of 13-days the femur, tibia, tarsometatarso, digiti 1, digiti 2 and digiti 3, at the age of 17 femur, tibia, tarsometatarso, 1st digiti, 2nd digiti, 3rd digiti, and 4th digiti. And at the chicken aged 1-day-old femur, tibia, tarsometatarso, 1st digiti, 2nd digiti, 3rd digiti, and 4th digiti. The conclusion can be taken is that in wing and leg   chicken embryo  9-days-old, 13-days-old, 17-days-old dan the chicken aged 1-day-old is  humerus, radius, ulna, carpometacarp, femur, tibiotarsus and tarsometatarsus had osification which differentiation is digiti.


Keywords: Chicken, calcification, ossification, alizarin red.


ABSTRAK


Ayam buras adalah turunan dari proses penyilangan ayam hutan dengan  ayam pedaging, yang didomestikasi dan dikembang-biakan. Osifikasi anggota tubuh embrio ayam diawali dari tulang rawan dan berkembang menjadi tulang keras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui osifikasi embrio ayam umur 9, 13, 17 dan 21 hari. Metode penelitian digunakan deskriptif kuantitatif dengan purposive sampling,  dengan pewarna alizarin red. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan warna tulang embrio ayam dari merah muda sampai merah keunguan. Bagian tulang yang terosifikasi meliputi humerus, radius, ulna, carpometacarpo, femur, tibiotarsus, tarsometatarsus dan digiti. Tulang yang berwarna merah keunguan pada embrio umur 9 hari adalah carpometacarpo, ulna, radius, humerus, femur, tibia dan tarsometatarso, yang berwarna merah muda yakni pada seluruh tulang digiti dan pollex. Pada embrio umur 13 hari adalah digiti ke 2, carpometacarpo, pollex, ulna, radius, humeru,  femur, tibia, tarsometatarso,digiti ke 1, digiti ke 2 dan digiti ke 3, yang berwarna merah muda yakni digiti ke 1 dan ke 3 pada sayap dan digiti ke 4 pada kaki . Pada umur 17 hari digiti ke 1, digiti ke 2, carpometacarpo, pollex, ulna, radius, humerus, femur, tibia, tarsometatarso,digiti ke 1, digiti ke 2, digiti ke 3 dan digiti ke 4 dan yang berwarna merah muda digiti ke 4 pada kaki. Pada umur 21 hari digiti ke 1, digiti 2, digiti 3, carpometacarpo, pollex,radius, ulna, humerus, femur, tibia, tarsometatarso, digiti ke 1, digiti ke 2,  digiti ke 3 dan digiti ke 4. Tulang yang berwarna merah keunguan telah mengalami osifikasi sedangkan tulang yang berwarna merah muda belum mengalami osifikasi.


Kata kunci: embrio, osifikasi, alizarin red.

Article Details

How to Cite
HusnaF., SantosoH., & LisminingsihR. (2019). Studi Osifikasi Anggota Tubuh Embrio Ayam Buras dengan Pewarnaan Alizarin Red. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 5(2), 30-37. https://doi.org/10.33474/e-jbst.v5i2.238
Section
Article (Makalah)

References

[1] Wicaksono, D., Kurtini, T., Nova, K. 2013. Perbedaan Fertilitas Serta Susut, Daya dan Bobot Tetas Ayam buras pada Penetasan Kombinasi. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol 1, No 2. URL: http//jurnal.fp.unila.ac.id/index/JIPT/article/view/159
[2] Nataamijaya, AG. 2010. Pengembangan potensi ayam lokal untuk menunjang peningkatan kesejahteraan petani. J.Litbang Pertanian. 29: 4.http//peternakan.litbang.pertanian.go.id
[3] Kusumawati , A., Rina, F., Shella, H., Mufti, SD., Ninik, I. 2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin DOC (Day-Old Chick) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner. 34(1): 29-41.http//jurnal.ugm.ac.id/artikel/view/22811.
[4] Wulandari R. 2014. Struktur dan Perkembangan Rangka Embrio Ayam (Gallus gallus domesticus Linneus, 1758) Hasil Persilangan Ayam Pelung dengan Ayam Broiler dan Ayam buras. Fakultas Biologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
[5] Cook, C., and Philip, L. H. 2001. Management and organizational behavior (3 ed). Development and Activity in Chickens In Response To Reduced Weight.
[6] Nugroho, A.E. 2011. Evaluasi Pewarnaan Alcian blue Terhadap Sel Mast Jaringan Ikat Dari Preparat Beku Jaringan Kulit Kaki Tikus. Jurnal Pharmasi Indonesia. Vol 8, No 2 : 10-20. Diakses 28 November 2018 . URLhttp://jurnalnasional.ump.ac.id.
[7] Puspitasari, D., Djoko, J.B., Suparno, G. 2015. Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Sebagai Pewarna Alternatif Pewarnaan Tulang Embrio Ayam (Gallus Gallus). BioEdu. Vol 4, No 1 : 827-831. . Diakses 5 Oktober 2018. URL: http://ejurnal.unesa.ac.id.
[8] Supriyadi., Fitriya, L., Agus, S., Aceng, R. 2013. Uji Teratogenisitas Ekstrak Kulit Batang Karas (Aquilaria malacensis) Pada Fetus Mencit (Mus musculus). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013.Vol 1, No 1:321-325.
[9] Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas Biologi UNSOED.Purwokerto
[10] Subowo. 1992. Histologi Umum. Penerbit Bunga Angkasa.Jakarta.
[11] Herren. 2000. The Science of Animal Agricultur, 2nd Edition. Delmar, New york.