Studi Etnobotani Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum Valh) Di Desa Gapura Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Etnobotany Study of Cabe Jamu (Piper retrofractum Valh) in East Gapura Vilage Gapura District of Sumenep

Main Article Content

Lutfiah sudarmaji
Ari Hayati
Tintrim Rahayu

Abstract

Tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vahl) merupakan jenis tanaman yang banyak digunakan di Indonesia yang tumbuh merambat. Tanaman ini memiliki banyak kandungan bahan alami yang bermanfaat untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang morfologi, Distribusi dan aspek pemanfaatan tanaman cabe jamu di Desa Gapura Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif meliputi: Studi pustaka, pengamatan tanaman cabe jamu, wawancara, analisis data,kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa morfologi tanaman cabe jamu di desa Gapura Timur memiliki batang berbentuk bulat panjang 12 m, daun berbentuk bulat memanjang dengan lebar 14 cm dan lebar 5 cm dan buah berwarna merah. Distribusi Pesebaran tanaman cabe jamu yang terdapat di Desa Gapura Timur yaitu Dusun Pangabasen (74 %) dan Dusun Dik Kodik (26 %) yang paling sedikit dibandingkan dengan Dusun Pangabasen. Aspek persepsi masyarakat Desa Gapura pada pemanfaatan tanaman cabe jamu terbagi dalam keperluan seperti bahan pangan (1 %), tanaman hias (4 %) obat tradisional (37 %), dan untuk nilai tambah ekonomi (58 %). Bagian organ tanaman cabe jamu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Desa Gapura Timur yaitu buah (65 %), daun (25 %) dan akar sebanyak (10 %).    


 Kata kunci: Etnobotani, Cabe jamu (Piper retrofractum Vahl), persepsi masyarakat

Article Details

How to Cite
sudarmajiL., HayatiA., & RahayuT. (2019). Studi Etnobotani Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum Valh) Di Desa Gapura Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 4(3), 26-32. https://doi.org/10.33474/e-jbst.v4i3.213
Section
Article (Makalah)

References

[1] Djauhariyah, E. dan Rosman. 2008. Status Teknologi Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum Valh). Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat XX (2): 75-89.
[2] Nuraini, Y. 2007. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Majemuk NPK (15-5-15) Terhadap Pertumbuhan Cabe Jamu (Piper retrofractum Valh). PS Agron.FP.IPB. Skripsi. Bogor.
[3] IUCN Redlist (The International Union for Conservation of Nature Red List of Threatened Spesies 2018. http://www.iucnredlist.org/search . Dikunjungi pada 16 Agustus 2018.
[4] Agustina, J .2016. Etnobotani Tumbuhan Obat Suku Madura Di Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Skripsi. Universitas Jember. Jember
[5] Bahriya, I. A. Hayati & H. Zayadi. 2015. Studi Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa oliefera) di Desa Somber Kecamatan Tambelengan Kabupaten Sampang Madura. e_Jurnal ilmiah BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) Vol 1.no 1. Halaman 61-67. Jurusan Biologi FMIPA. UNISMA. MALANG.
[6] Hayati, A. E.L. Arumingtyas. S. Indriyani & L. Hakim. 2016. Local Lnowledge of Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) in East Java. Indonesia. International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research: 7(4):210-215.
[7] Tjitrosoepomo, G. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
[8] Steenis,V, C.GG.J. 2008. FLORA untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta. Pradaya Paramita.