Profil Bioaktif pada Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) dan Beluntas (Pluchea indica Less) Profile of Bioactive in “Temulawak” (Curcuma xanthorriza Roxb) and “Beluntas” (Pluchea indica Less) Plants

Main Article Content

Mutrikah Mutrikah
Hari Santoso
http://orcid.org/0000-0002-3545-9482
Ahmad Syauqi
http://orcid.org/0000-0003-2168-2031

Abstract

“Temulawak†(Curcuma  xanthorrhiza Roxb.) is one of the raw materials to makes traditional medicine that many spreads in Indonesia and many had been cultivated by society. Utilization of “temulawak†empirically that is one of them as an appetite enhancer. “Beluntas†(Pluchea indica  Less) is one of plants in Indonesia that is able to used as herbal medicine from generation to generation used as drug relief body odor. Bioactive contained in the plants is the active compounds are utilized in the field of health, particularly Pharmacology. The research aim to know the active compound that is in the combination of†temulawak†and†beluntasâ€, and to know the correlation between the compounds in the correlation test. The research method in this research study is experimental laboratory by complete random design by scale of the value of the ring Newton upside down. The data analyzed by Pearson correlation testing. The qualitative result for the active compound test by variety combinations between “temulawak†(Curcuma  xanthorriza Roxb) and “Beluntas†(Pluchea indica  Less) was positive and contain alkaloid, flavonoid, and kuinon. Tannin and saponin were undetected. The results of the correlation test showed a positive relationship in alkaloid Mayer 1:1; dragondroff 2:1 alkaloid and alkaloid Meyer 2:1; alkaloid meyer 1:2. The alkaloids 2:1 and dragondroff 1:1 flavonoids; dragendroff 1:2 alkaloids and flavonoids 1:2; Quinones and 1:2 and alkaloids dragendroff 1:2 shows a negative relationship.


Keywords: Temulawak, Beluntas, bioactive


ABSTRAK


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu bahan baku obat tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Pemanfaatan temulawak secara empiris yaitu salah satunya sebagai penambah nafsu makan. Beluntas (Pluchea indica Less) merupakan salah satu tanaman Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal yang secara turun temurun dimanfaatkan sebagai obat penghilang bau badan. Bioaktif yang terkandung dalam tanaman tersebut merupakan senyawa aktif yang dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, khususnya farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan atau bioaktif yang terkandung dalam kombinasi temulawak dan beluntas serta mengetahui hubungan antar senyawa dalam uji korelasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimental laboratorik dengan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan menggunakan skala nilai cincin newton terbalik. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson.  Hasil  analisis fitokimia pada kombinasi antara Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) dan Beluntas (Pluchea indica Less) menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan positif mengandung alkaloid, flavonoid dan kuinon. Sedangkan tanin dan saponin tidak terdeteksi. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yaitu pada alkaloid mayer 1:1 ; alkaloid dragondroff 2:1 dan alkaloid meyer 2:1 ; alkaloid meyer 1:2. Alkaloid dragondroff 2:1 dan flavonoid 1:1; alkaloid dragendroff 1:2 dan flavonoid 1:2; dan Kuinon 1:2 dan alkaloid dragendroff 1:2 menunjukkan hubungan yang negatif.


Kata Kunci : Temulawak, Beluntas, bioaktif

Article Details

How to Cite
MutrikahM., SantosoH., & SyauqiA. (2018). Profil Bioaktif pada Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) dan Beluntas (Pluchea indica Less). Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 4(1), 15-21. https://doi.org/10.33474/e-jbst.v4i1.143
Section
Article (Makalah)

References

[1] Agusta, A.. 2015. Berita Indonesia Miliki 7500 Tanaman Obat. Majalah Republika edisi 28 mei 2015 Hal. 28. Diakses tanggal 9 Februari 2017. URL:http://lipi.go.id/berita/single/ indonesia/milik-7500-Tanaman-obat/11540.
[2] Widjaja, E.L. 2014. Perbedaan Jenis Pelarut terhadap Kemampuan Mereduksi Ion Besi (Fe3+) Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) Skripsi S-1. Program Studi Tekhnologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya.
[3] Sampurno. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia. Jakarta.
[4] Yusron, M. 2009. Respon Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) Terhadap Pemberian Pupuk Bio pada Kondisi Agroekologi yang Bebeda. Jurnal Littri. 15(4):162-167. Diterima tanggal 9 Februari 2017. URL: http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2010/02/perkebunan_jurnal_4_3_2009.pdf
[4] Rukmiasih, Hardjosworo, P.S., Ketaren, P.P. dan Matitaputty, P.R. 2011. Penggunaan Beluntas, Vitamin C dan E sebagai Antioksidan untuk Menurunkan off-odor Daging Itik Alabio dan Cihateup. Jurnal Ilmu Ternak dan Vaterier. 16 (1):9-16.
[6] Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia, jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
[7] Harborne, J,B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua. ITB. Bandung.
[8] Halimah, N. 2010. Uji Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Tanaman Anting-anting (Acalypha indica Linn) Terhadap Larva Udang Artemia salina Leach. Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang:
[9] Haryani, E. 2006. Analisis Kandungan Kimia Rimpang Temulawak. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan.
[10] Huang MT, Lysz T, Ferraro T, Abidi TF, Laskin JD, Conney AH, 1991. Inhibitory effects of curcumin on in vitro lipoxygenese activities in mouse epidermis. Cancer Res. 51(3): 813-819.
[11] Dallimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1Trubus Agriwidya. . Jakarta. hal. 18-21.
[12] Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-4. Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press. Bandung.
[13] McMurry, J. And Fay, R.C.. 2004. Chemistry. 4th Edision, Pearson Education International. Belmont.
[14] Sumardjo, D.2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. EGC. Jakarta.
[15] Lisdawati, V. 2002. Buah Mahkota Dewa-Toksisitas, Efek Antioksidan, dan Efek Anti Kanker Berdasarkan Uji Penapisan Farmakologi. Akses Tanggal 22 juni 2017. URL: http://www.mahkotadewa.com/
[16] Fauziah, L. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Ketela Pohon (Manihot utilissiima pohl). Diakses pada tanggal 22 juni 2017. URL:http//miss-purplepharmacy.blogspot.com.
[17] Agustina, DS. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Ekstrak Bintang Laut (Culcita Sp). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
[18] Purnomo, M. 2001. Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica Less) yang Mempunyai Aktivitas Antimikroba. Terhadap Penyebab Bau Keringat Secara Biotografi Thesis. Universitas Airlangga. Surabaya.
[19] Kristianingsih, 2005. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Triterpenoid dari Akar Tanaman Kedondong Laut (Polyscias fruticosa) . Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
[20] Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala, H.E.I. dan Makang, V.M.A. 2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chemisttry Progress. Vol 1, hlm:47-53.
[21] Ratnaningtyas, W. 2008. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria [Berg] Roscoe ) dengan Kombinasi Bahan Pengisi Sornitol-Laktosa. Akses 22 Juni 2017. URL:http://etd.eprint.ums.ac.id/977/1/K100040087.pdf